Semasa menjabat, Kapolri Jenderal Hoegeng pernah berpesan agar polisi
tidak menerima suap. Polisi harus mengayomi masyarakat. Jangan sampai
polisi bisa dibeli hingga akhirnya menjadi polisi bayaran.
Hal itu dituturkan mantan Kapolri Jenderal Polisi Widodo Buddarmo dalam Buku 'Hoegeng-Oase menyejukkan di tengah perilaku koruptif para pemimpin bangsa-' terbitan Bentang.
"Mas Widodo jangan sampai kendor
memberantas perjudian dan penyelundupan karena mereka ini orang-orang
yang berbahaya. Suka menyuap. Jangan sampai polisi bisa dibeli," tutur
Widodo menirukan pesan Hoegeng semasa itu.Hal itu dituturkan mantan Kapolri Jenderal Polisi Widodo Buddarmo dalam Buku 'Hoegeng-Oase menyejukkan di tengah perilaku koruptif para pemimpin bangsa-' terbitan Bentang.
Widodo tahu Hoegeng tidak asal memberikan perintah. Hoegeng telah membuktikan dirinya memang tidak bisa dibeli. Sejak menjadi perwira polisi di Medan, Hoegeng terkenal karena keberanian dan kejujurannya. Dia tak sudi menerima suap sepeser pun. Barang-barang hadiah pemberian penjudi dilemparkannya keluar rumah.
"Kata-kata mutiara yang masih saya ingat dari Pak Hoegeng adalah baik menjadi orang penting, tapi lebih penting menjadi orang baik," kenang Widodo.
Widodo bahkan menyamakan mantan atasannya dengan Elliot Ness, penegak hukum legendaris yang memerangi gembong mafia Al Capone di Chicago, Amerika Serikat. Saat itu, mafia menyuap hampir seluruh polisi, jaksa dan hakim di Chicago. Karena itu mereka bebas menjalankan aksi-aksi kriminal.
Tapi saat itu Elliot Ness dan kelompoknya yang dikenal sebagai The Untouchables atau mereka yang tak tersentuh suap, berhasil mengobrak-abrik kelompok gengster itu.
"Pak Hoegeng itu tak kenal kompromi dan selalu bekerja keras memberantas kejahatan," jelas Widodo.
Sayangnya Hoegeng belum menang seperti Eliot Ness di Chicago. Sayangnya saat itu Jenderal Hoegeng dilengserkan Soeharto karena dianggap mengusik bisnis keluarga Cendana. Polisi jujur ini dicopot tiba-tiba sebelum berhasil membabat habis para koruptor dan mafia di Indonesia. Rumornya karena Hoegeng berani mengusik keluarga Cendana.
Hoegeng menjabat 9 Mei 1968 hingga 2 Oktober 1971, hanya sebentar. Tapi teladan Hoegeng dikenang sepanjang masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar