Selasa, 09 Oktober 2012

TERIMAKASIH ITU MENYEJUKKAN


TERIMAKASIH ITU MENYEJUKKAN
Oleh : Afianto hariatmojo
Seperti biasa pagi itu saya pergi ke kantor dari rumah saya di sintraman jaya skip ujung. Di persimpangan jalan lampu merah menuju jalan demang lebar daun  saya berhenti. Tidak seperti biasanya, si penjual Koran  menyapa saya. Padahal biasanya penjual Koran Cuma menawarkan Koran tanpa menyapa kita . Umumnya penjual Koran cuma nawarin Koran  lalu menyambar uang kita tanpa mengucapkan sepatah kata.
“Selamat pagi.” katanya dengan suara riang.
“Selamat pagi juga.” sahut saya sambil menyerahkan uang sebesar Rp 10.000.
Sambil menunggu uang kembalian, saya menatap ke arah penjual Koran  itu. Dia seorang laki-laki berkulit gelap, berusia sekitar 50 tahun. Wajahnya sama sekali ga ganteng tapi tampak berseri-seri dengan senyum kecil ga pernah lepas dari bibirnya. Saya suka ngeliat parasnya. Tipe orang yang menikmati hidup dan senantiasa bersyukur dengan apa yang dimilikinya.
“Terimakasih banyak Pak. Hati-hati ya mengemudi.”  kata Bapak itu lagi seraya menyerahkan uang kembalian ke saya.
Sungguh sejuk perasaan ini. Cara Bapak itu mengucapkan terimakasih terdengar begitu tulus ke luar dari hatinya. Bukan hapalan yang diperoleh dari training perusahaannya. Saya jadi semangat mengawali hari dengan dibekali keramahan seperti itu.
Besok paginya saya ketemu lagi sama Bapak itu. Dan sikapnya masih seperti kemaren. Ramah dan penuh energi. Bahkan yang lebih hebatnya lagi, dia ternyata masih mengenali saya.
“Wah ketemu lagi kita. Selamat pagi Bapak.” sapanya sambil meraih uang dari tangan saya.
“Selamat pagi juga. Kok bisa bisa inget sama saya?”
“Ya inget dong. Masa baru sehari lupa?” sahutnya dengan jawaban sederhana lalu melanjutkan, “Ini kembaliannya. Terimakasih dan hati-hati di Jalan ya?”
“Terimakasih juga.” sahut saya sambil berlalu meneruskan perjalanan .
Begitu berpengaruhnya keramahan Si Bapak sehingga setiap hari saya menyempatan diri  untuk selalu memilih  tempat Pak tua itu berjualan Koran .
Hari demi hari, hubungan kami makin akrab walaupun pembicaraan tetap ga lebih dari ucapan terimakasih dan hati-hati di jalan doang. Abis gimana lagi? Kami ga sempet berbicara lebih banyak karena mobil-mobil di belakang udah neror dengan klaksonnya.
Sampai suatu hari Bapak itu menghilang. Ga jelas ke mana. Konon kata orang dia pindah berjualan Koran ditempat lain . Dan percaya ga? Sepertinya , rasanya ada yang hilang, rasanya ga asyik mengawali hari tanpa keramahan Si Bapak.
Dan ternyata bukan saya aja yang merasakan hal itu. Isteri saya juga merasa kehilangan. Dan yang lebih aneh lagi, ketika kami lagi ngumpul-ngumpul bersama temen-temen satu komplek, mereka juga sedang membicarakan Si Bapak penjual Koran . Keramahan Bapak itu ternyata telah memberi bekas yang mendalam di hati banyak orang. Bayangkan, begitu hebatnya ucapan terimakasih kalo diucapkan dengan hati tulus ikhlas.
Saya ga tau Bapak itu berada di mana tapi Si Bapak telah meyakinkan saya bahwa kata ‘Terimakasih’ yang tampak begitu sepele ternyata bisa begitu berarti bagi orang lain. Saya sangat  berterimakasih pada Bapak penjual koran atas keramahannya yang telah membuat saya optimis menghadapi hari dan memacu semangat saya untuk bekerja dan menyelesaikan pekerjaan setiap hari .
Karena itu saya juga ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya buat semua pihak yang telah mendukung semangat kerja baik atasan , senior, dan rekan kerja sehingga pekerjaan yang dilaksanakan setiap hari dapat dikerjakan dengan semangat dan penuh dedikasi . Khususnya buat istri ,anak ,tetangga dan semua pihak yang telah membantu.
Terimakasih juga perlu saya tujukan buat bawahan dan anggota saya yang bekerja tanpa pamrih dan dedikasinya sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai tepat waktu. Semoga Allah SWT memberkati kita semua. Amin.
Setelah membaca ‘Ucapan Terimakasih’ di atas, coba bandingkan dengan ‘Ucapan Terimakasih kita selama ini . Jadi agak beda kan? Dan semua orang yang mengucapkan terima kasih disekitar kita   bahwa mereka mengaku  mengucapkan  ucapan terimakasih itu. Dan mereka mengatakan juga bahwa jarang-jarang mereka mau mengucapkan  ucapan terimakasih itu. Mereka bilang ucapan terimakasih yang dikemas seperti itu sulit sekali untuk dilaksanakan.
Intinya adalah;  kenapa kita tidak dapat bahkan tidak pernah mengucapkan terima kasih secara tulus dan iklas ini adalah sikap hidup. Bukan job deskripsi. Jadi di mana pun kita berada jadikan sikap hidup kita lebih berarti baik dilingkungan kita bekerja ataupun dilingkungan sosial sekitar kita . Jadi  jangan cuma mengucapkan terima kasih tanpa diikuti ketulusan dan keikhlasan kita .
Kalo boleh saya mengulang lagi :
TERIMAKASIH ITU MENYEJUKKAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar